Erica Hestu Wahyuni tengah 'beraksi' |
Senangnya, musim libur sekolah telah tiba.Tak ada lagi tugas
sekolah yang membuat kepala pusing tujuh keliling. Tas sekolah berganti daypack dan koper. Wajah lelah dan
suntuk berganti ceria penuh semangat bersiap hadapi petualangan baru. Ya,
sekali lagi Erica Hestu Wahyuni berhasil menangkap luapan rasa gembira untuk
dituangkan secara apik kedalam lukisan-lukisannya yang dipamerkan di Fang
Gallery – Jakarta, sejak 3 Juni hingga 28 Juni 2013, bertajuk Summer Vacation.
Seperti dalam lukisan terbarunya berjudul Vacation in Prosperity, Erica
seakan-akan mengajak kita untuk mengingat kembali keindahan dan ‘kemakmuran’
yang ditawarkan alam bukan sekedar menikmatinya. Aliran sungai yang dipenuhi
berbagai jenis ikan, pohon-pohon yang berbuah ranum di musim panen yang hangat,
hingga lautan yang kaya akan sumber daya alamnya.
Lucunya, Erica tidak lupa
menyisipkan simbol moderinitas didalam lukisan alamnya. Terlihat simbol Louis Vuitton
(LV) disalah satu koper dalam lukisannya. “Lukisan ini sudah laku terjual
dengan harga Rp78 juta,”kata Sin Yan, dari Fang Gallery Jakarta, Senin (3/6).
Tema liburan juga kental terasa dalam lukisan lainnya,
seperti Blessing Time With Lovely
Elephant. Ikon-ikon berbagai kota tujuan wisata tampak memenuhi kanvas
berukuran 150 x 200 cm. Antara lain candi Borobudur di Magelang-Indonesia,
menara Eifel di Paris-Perancis, piramida di Mesir, patung Liberty di New York
dan berbagai ikon lainnya.
Namun yang menarik adalah kehadiran si gajah besar berwarna
merah muda di tengah-tengah lukisan. Erica seakan-akan berkata bahwa ia selalu merindukan
si gajah meski sering berpetualang ke berbagai pelosok dunia. Gajah yang sama
juga muncul di berbagai lukisan Erica. Ternyata si gajah ‘bona’ itu bukan
sekedar karakter kesukaan Erica, ada kisah dibalik kehadirannya.
“Gajah itu adalah Ganica, gajah betina yang telah lama
menjadi anak asuhnya. Ganica adalah beberapa bagian dalam hidup Erica yang
sering menginspirasi proses pengkaryaannya,”kata Felicia Guo, pemilik Fang
Gallery sekaligus kurator dalam pameran yang menampilkan lima karya lukis
Erica.
Parade of Happy Harvesting, 2013, acrylic on canvas, 150 x
200 cm
|
Selain hobi melukis dan traveling,
Erica tidak bisa menutupi kecintaannya pada dunia binatang. Hal itu, terlihat jelas
dari hadirnya berbagai objek binatang di setiap lukisannya. Hasratnya pun terlihat
nyata saat ia menerima tawaran Taman Safari Indonesia (TSI) untuk menjadi ibu
asuh seekor gajah betina berumur 6 bulan, yang kemudian ia namai Ganica kependekan
dari Gajah Seni Erica.
“Seminggu Erica berada di TSI untuk mengenal lebih dekat Ganica.
Ia selalu bangun tiap pukul 7 pagi dan pergi menemui Ganica walaupun belum
sempat mencuci mukanya. Berbagai aktivitas ia lakukan bersama Ganica, mulai
dari menemaninya mandi di sungai sampai menemai bermain bersama gajah lain,”kisah
Felicia.
Karya-karya lukis Erica tidak saja diakui di tanah air tapi mancanegara.
Gaya lukisnya yang kekanak-kanakan, berwarna cerah, tak mengenal dimensi ruang,
anatomi, volume dan perspektif sukses mencuri hati para kolektor. Erica kerap menjadikan
berbagai fenomena, mimpi, imajinasi dan peristiwa yang ia temui kehidupan sehari-hari
sebagai sumber inspirasi karyanya. Alhasil, begitu banyak ide berlalu-lalang di
benaknya untuk segera dituangkan ke atas kanvas. “Erica termasuk seniman yang ‘rajin’
berkarya, ia seperti tidak pernah kehabisan ide,”ujar Sin Yan.
Bagi pelukis kelahiran Yogyakarta tahun 1971 ini, tidak
sulit menuangkan berbagai pikiran dewasanya ke dalam lukisan bergaya sketsa
anak-anak. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki jiwa kanak-kanak yang
tersembunyi dibalik tubuh dewasanya. Dan, semangat bermain atau mengolok-olok
saat menciptakan karya menurutnya memiliki peranan penting.
Namun,
lukisan-lukisan Erica dapat dengan mudah dibedakan dari karya seniman-seniman
bergaya serupa. Sebut saja, Eddie Hara dan Heri Dono yang namanya sudah mencuat
sejak 1980-an. Jika lukisan kedua seniornya itu terasa canggih, bermuatan, dan
tak jarang mengandung intelektualisme. Maka karya Erica lebih terasa ringan dan
tanpa beban.
Jika dibandingkan dengan karya Paul Klee dan Faizal yang
cenderung naïf namun tidak childish
(kekanak-kanakan), jelas karya Erica memiliki rasa kekanak-kanakan yang
menonjol. Begitu pula dengan karya pelukis kanak-kanak paling populer di dunia,
Alexandra Nechita, yang justru mendewasa dalam aspek tematiknya.
Bakat seni Erica sudah terlihat sejak ia duduk di Taman
Kanak-kanak. Tembok rumahnya adalah kanvasnya yang pertama. Catnya tak pernah
putih mulus, selalu penuh coretan tangan Erica kecil. Erica terjun ke dunia seni
rupa secara formal saat bergabung dalam Sanggar Katamsi di tahun 1981 - 1982.
Di sanggar ini Erica banyak menimba ilmu dari Suharto PR dan Harry Wibowo.
Penulis dengan salah satu lukisan Erica
Vacation in Prosperity, 2003, acrylic on canvas, 150 x 200
cm
|
Usai lulus dari SMA Marsudi Luhur Yogyakarta (1989),
Erica memutuskan untuk melanjutkan pendidikan seninya dengan masuk ke Institut
Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan seni ia sempat
meraih penghargaan untuk kategori sketsa terbaik dan lukisan cat air. Setelah
itu Erica memutuskan untuk menuntut ilmu ke Institut Seni Surikov di Rusia dan
meneruskan pengembaraannya hingga ke Cina. Sepertinya, tiga tahun menuntut ilmu
di Rusia telah memberikan kenangan yang mendalam di benak Erica. Hal itu
terlihat dari kemunculan objek wanita tradisional Rusia di berbagai lukisannya.
Sementara itu dimata sang kurator, Erica merupakan salah
satu seniman wanita Indonesia yang terbukti mampu menjaga konsistensinya dalam
berkarya. “Erika berhasil mengungkap pandangan dan imajinasinya dengan cara
yang indah, kualitas narasinya pun menarik,”kata Felicia.
Meski karya yang ditampilkan sangat menarik bahkan ada yang
terjual di hari pertama, sayangnya tidak didukung oleh kesiapan galeri yang
matang. Salah satunya adalah ketersediaan informasi karya yang sangat minim. Ketidaksediaan
katalog di hari pertama pameran tentu menyulitkan pengunjung untuk menyelami
makna di balik karya-karya Erica. Hal yang sama juga ditemui saat pengunjung
meretas informasi di situs Fang Gallery.
Baca juga artikel tentang Erica di Sarasvati.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar