Rabu, 03 Juli 2013

Yuk, Liburan Bersama Erica Hestu Wahyuni

Erica Hestu Wahyuni tengah 'beraksi'
Senangnya, musim libur sekolah telah tiba.Tak ada lagi tugas sekolah yang membuat kepala pusing tujuh keliling. Tas sekolah berganti daypack dan koper. Wajah lelah dan suntuk berganti ceria penuh semangat bersiap hadapi petualangan baru. Ya, sekali lagi Erica Hestu Wahyuni berhasil menangkap luapan rasa gembira untuk dituangkan secara apik kedalam lukisan-lukisannya yang dipamerkan di Fang Gallery – Jakarta, sejak 3 Juni hingga 28 Juni 2013, bertajuk Summer Vacation.

Seperti dalam lukisan terbarunya berjudul Vacation in Prosperity, Erica seakan-akan mengajak kita untuk mengingat kembali keindahan dan ‘kemakmuran’ yang ditawarkan alam bukan sekedar menikmatinya. Aliran sungai yang dipenuhi berbagai jenis ikan, pohon-pohon yang berbuah ranum di musim panen yang hangat, hingga lautan yang kaya akan sumber daya alamnya. 

Lucunya, Erica tidak lupa menyisipkan simbol moderinitas didalam lukisan alamnya. Terlihat simbol Louis Vuitton (LV) disalah satu koper dalam lukisannya. “Lukisan ini sudah laku terjual dengan harga Rp78 juta,”kata Sin Yan, dari Fang Gallery Jakarta, Senin (3/6).

Tema liburan juga kental terasa dalam lukisan lainnya, seperti Blessing Time With Lovely Elephant. Ikon-ikon berbagai kota tujuan wisata tampak memenuhi kanvas berukuran 150 x 200 cm. Antara lain candi Borobudur di Magelang-Indonesia, menara Eifel di Paris-Perancis, piramida di Mesir, patung Liberty di New York dan berbagai ikon lainnya. 

Namun yang menarik adalah kehadiran si gajah besar berwarna merah muda di tengah-tengah lukisan. Erica seakan-akan berkata bahwa ia selalu merindukan si gajah meski sering berpetualang ke berbagai pelosok dunia. Gajah yang sama juga muncul di berbagai lukisan Erica. Ternyata si gajah ‘bona’ itu bukan sekedar karakter kesukaan Erica, ada kisah dibalik kehadirannya.

“Gajah itu adalah Ganica, gajah betina yang telah lama menjadi anak asuhnya. Ganica adalah beberapa bagian dalam hidup Erica yang sering menginspirasi proses pengkaryaannya,”kata Felicia Guo, pemilik Fang Gallery sekaligus kurator dalam pameran yang menampilkan lima karya lukis Erica.

Parade of Happy Harvesting, 2013, acrylic on canvas, 150 x 200 cm
Selain hobi melukis dan traveling, Erica tidak bisa menutupi kecintaannya pada dunia binatang. Hal itu, terlihat jelas dari hadirnya berbagai objek binatang di setiap lukisannya. Hasratnya pun terlihat nyata saat ia menerima tawaran Taman Safari Indonesia (TSI) untuk menjadi ibu asuh seekor gajah betina berumur 6 bulan, yang kemudian ia namai Ganica kependekan dari Gajah Seni Erica.

“Seminggu Erica berada di TSI untuk mengenal lebih dekat Ganica. Ia selalu bangun tiap pukul 7 pagi dan pergi menemui Ganica walaupun belum sempat mencuci mukanya. Berbagai aktivitas ia lakukan bersama Ganica, mulai dari menemaninya mandi di sungai sampai menemai bermain bersama gajah lain,”kisah Felicia.

Karya-karya lukis Erica tidak saja diakui di tanah air tapi mancanegara. Gaya lukisnya yang kekanak-kanakan, berwarna cerah, tak mengenal dimensi ruang, anatomi, volume dan perspektif sukses mencuri hati para kolektor. Erica kerap menjadikan berbagai fenomena, mimpi, imajinasi dan peristiwa yang ia temui kehidupan sehari-hari sebagai sumber inspirasi karyanya. Alhasil, begitu banyak ide berlalu-lalang di benaknya untuk segera dituangkan ke atas kanvas. “Erica termasuk seniman yang ‘rajin’ berkarya, ia seperti tidak pernah kehabisan ide,”ujar Sin Yan.

Bagi pelukis kelahiran Yogyakarta tahun 1971 ini, tidak sulit menuangkan berbagai pikiran dewasanya ke dalam lukisan bergaya sketsa anak-anak. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki jiwa kanak-kanak yang tersembunyi dibalik tubuh dewasanya. Dan, semangat bermain atau mengolok-olok saat menciptakan karya menurutnya memiliki peranan penting. 

Namun, lukisan-lukisan Erica dapat dengan mudah dibedakan dari karya seniman-seniman bergaya serupa. Sebut saja, Eddie Hara dan Heri Dono yang namanya sudah mencuat sejak 1980-an. Jika lukisan kedua seniornya itu terasa canggih, bermuatan, dan tak jarang mengandung intelektualisme. Maka karya Erica lebih terasa ringan dan tanpa beban.

Jika dibandingkan dengan karya Paul Klee dan Faizal yang cenderung naïf namun tidak childish (kekanak-kanakan), jelas karya Erica memiliki rasa kekanak-kanakan yang menonjol. Begitu pula dengan karya pelukis kanak-kanak paling populer di dunia, Alexandra Nechita, yang justru mendewasa dalam aspek tematiknya.

Bakat seni Erica sudah terlihat sejak ia duduk di Taman Kanak-kanak. Tembok rumahnya adalah kanvasnya yang pertama. Catnya tak pernah putih mulus, selalu penuh coretan tangan Erica kecil. Erica terjun ke dunia seni rupa secara formal saat bergabung dalam Sanggar Katamsi di tahun 1981 - 1982. Di sanggar ini Erica banyak menimba ilmu dari Suharto PR dan Harry Wibowo.

Penulis dengan salah satu lukisan Erica
Vacation in Prosperity, 2003, acrylic on canvas, 150 x 200 cm
Usai lulus dari SMA Marsudi Luhur Yogyakarta (1989), Erica memutuskan untuk melanjutkan pendidikan seninya dengan masuk ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan seni ia sempat meraih penghargaan untuk kategori sketsa terbaik dan lukisan cat air. Setelah itu Erica memutuskan untuk menuntut ilmu ke Institut Seni Surikov di Rusia dan meneruskan pengembaraannya hingga ke Cina. Sepertinya, tiga tahun menuntut ilmu di Rusia telah memberikan kenangan yang mendalam di benak Erica. Hal itu terlihat dari kemunculan objek wanita tradisional Rusia di berbagai lukisannya.

Sementara itu dimata sang kurator, Erica merupakan salah satu seniman wanita Indonesia yang terbukti mampu menjaga konsistensinya dalam berkarya. “Erika berhasil mengungkap pandangan dan imajinasinya dengan cara yang indah, kualitas narasinya pun menarik,”kata Felicia.


Meski karya yang ditampilkan sangat menarik bahkan ada yang terjual di hari pertama, sayangnya tidak didukung oleh kesiapan galeri yang matang. Salah satunya adalah ketersediaan informasi karya yang sangat minim. Ketidaksediaan katalog di hari pertama pameran tentu menyulitkan pengunjung untuk menyelami makna di balik karya-karya Erica. Hal yang sama juga ditemui saat pengunjung meretas informasi di situs Fang Gallery.

Baca juga artikel tentang Erica di Sarasvati.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar